RAWAN PANGAN MENGANCAM, PETANI DITATAR “LEGOWO”
Sukahaji, (7/11)
Dunia pertanian kita untuk masa-masa mendatang akan mendapatkan ujian dan tantangan yang berat, diantaranya adalah menurunnya angka produksi dan meningkatnya angka konsumsi. Penurunan produksi pertanian khususnya tanaman pangan, dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya anomali cuaca, rusaknya lingkungan, infrastruktur pertanian yang rendah kualitasnya, alih fungsi lahan dan minimnya aplikasi teknologi.
Upaya-upaya penyuluhan pertanian, merupakan salah satu cara untuk menghadapi terjadinya rawan pangan tersebut. Seperti yang dilakukan oleh BP3K Sukahaji bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Sukahaji baru-baru ini. Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani serta Kelompok Wanita Tani di setiap desa, didatangi dan diberikan penyuluhan, khususnya mengenai penanggulangan rawan pangan dengan upaya peningkatan produksi melalui intensifikasi pertanian.
Seperti disampaikan oleh Kasi Pertanian Kecamatan Sukahaji, Abdul Sukur, S.Sos, bahwa rongrongan terhadap lahan pertanian yang semakin sempit akibat cepatnya laju alih fungsi lahan, harus disiasati melalui intensifikasi pertanian. “Kita perlu peningkatan aplikasi teknologi budidaya tanaman, khususnya padi, dengan menerapkan pola tanam Legowo,” katanya menjelaskan.
Cara tanam padi jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem tanam tegel yang telah berkembang di masyarakat. Dengan cara tanam jajar legowo, kelompok-kelompok barisan tanaman padi dipisahkan oleh suatu lorong yang luas dan memanjang. “Bila jarak antar baris tanaman padi umumnya adalah 20 hingga 25 cm, lorong yang memisahkan antar kelompok barisan mencapai 50 cm hingga 70 cm, tergantung kesuburan tanah dan keragaan varietas padi yang ditanam. Tanah yang subur memilki lorong yang lebih sempit sedangkan keragaan varietas yang berdaun lebat dan tinggi perlu lorong yang lebih luas,” terangnya lagi.
Dengan diterapkannya cara tanam sistem legowo yang menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir, sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis. Pada lahan yang lebih terbuka karena adanya lorong pada baris tanaman, serangan hama, khususnya tikus, dapat ditekan karena tikus tidak suka tinggal di dalamnya dan dengan terciptanya kelembaban lebih rendah, perkembangan penyakit dapat juga ditekan. Tidak hanya itu, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong. Cara tanam padi sistem legowo juga meningkatkan populasi tanaman. Untuk populasi tanaman padi yang lebih banyak, dibutuhkan benih padi dan tenaga kerja yang lebih banyak namun tenaga kerja lebih sedikit pada penyiangan. Kenaikan jumlah gabah yang dipanen menyebakan upah pekerja juga meningkat. Walaupun demikian, cara tanam sistem legowo lebih menguntungkan bila ditinjau dari hasil gabah kering panen dan pemeliharaan.
“Dengan demikian, pendapatan petani bisa meningkat, sehingga kesejahteraannya juga dapat terangkat,” demikian paparnya mengakhiri penjelasannya.